JUDUL
BUKU : MEMBINA ANGKATAN MUJAHID
Penulis
: SA’ID HAWWA
|
|
|
|
Dalam buku ini Said Hawwa menyajikan
dasar pemikiran Hasan Albanna tentang
urgensi dakwah dan langkah-langkah dakwah. Isi buku ini dinukilkan dari
pemikiran Hasan Al Banna tentang risalah
Ta’alim.
PENDAHULUAN
Risalah Ta’lim hadir
dengan penjelasan tentang batasan-batasan bai’at yang yang dibutuhkan dewasa
ini, bahwa ia adalah :
1. Bai’at untuk memahami islam secara benar
2. Bai’at untuk berikhlas
3. Bai’at untuk beraktivitas
4. Bai’at untuk melakukan jihad
5. Bai’at untuk berkorban dengan segala yang dimiliki
6. Bai’at untuk taat
7. Bai’at untuk tegar
8. Bai’at untuk memberikan loyalitas total bagi dakwah ini
9. Bai’at untuk berukhuwah
10. Bai’at untuk tsiqoh
1. Bai’at untuk memahami islam secara benar
2. Bai’at untuk berikhlas
3. Bai’at untuk beraktivitas
4. Bai’at untuk melakukan jihad
5. Bai’at untuk berkorban dengan segala yang dimiliki
6. Bai’at untuk taat
7. Bai’at untuk tegar
8. Bai’at untuk memberikan loyalitas total bagi dakwah ini
9. Bai’at untuk berukhuwah
10. Bai’at untuk tsiqoh
Islam tidak akan bangkit tanpa kelompok
semacam ini. Kelompok semacam ini tidak akan mampu melaksanakan syarat-syarat
kebangkitan kecuali jika mereka memiliki komitmen penuh dengan risalah ini,
yakni komitmen terhadap rukun-rukun bai’at dan menunaikan
kewajiban-kewajibannya.
BAB I
HASAN AL-BANNA PELETAK TEORI
GERAKAN ISLAM KONTEMPORER
Hasan Al-Banna adalah sang peletak dasar
teori gerakan Islam. Dialah yang telah mengemukakan gagasan yang aplikatif dan
dapat diterima oleh setiap muslim dari awal sampai akhirnya. Hasan Al-Banna
adalah seorang pembaharu di masa kini, sebagaimana telah disepakati oleh semua
orang yang berbicara tentangnya dengan penuh kepahaman dan objektivitas. Boleh
jadi, berdasarkan pengalaman, bahwa gagasan modern manapun tentang gerakan
islam tidak lepas dari pengaruh ide Hasan Al-Banna. Fikrah Hasan Al-Banna
adalah fikrah yang Syamil (komprehensif),
yang memnuhi seluruh kebutuhan kita. Sekalipun pernah ada persoalan, namun
persoalan tersebut tidak sampai keluar dari prinsip fikrah di perjalanan
dakwahnya. Dari semua itu jelas bahwa Hasan Al-Banna, dengan segala
produktivitas yang dihasilkannya adalah salah satu personil jamaah pada masa
tertentu, yang lalu menebarkan benih dan memliharanya.
Sebenarnya landasan
yang dikemukakan oleh Sayyid Quthub merupakan kelanjutan dan penyempurnaan
landasan yang dikemukakan oleh Hasan Al Banna.
BAB III
KUNCI
MEMAHAMI DA’WAH IKHWANUL MUSLIMIN
Berdasarkan
hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim, Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda kepada Khudzaifah, “Hendaklah kamu beriltizam
(berkomitmen) dengan jama’ah muslimin dan Imamnya”. Dan inilah kunci
pertama untuk memahami dakwah Ikhwanul Muslimin yaitu kewajiban utama bagi
setiap muslim adalah beriltizam dengan jama’ah muslimin dan imamnya.
Menegakkan hukum
Islam merupakan kewajiban setiap muslim, dan maka hal ini menuntut adanya
sebuah jama’ah yang memperjuangkan tujuan tersebut, karena pelaksanaan hukum
Islam tidak akan terjadi kecuali dengan adanya jama’ah. Karena Ikhwanul
Muslimin telah bekerja untuk tujuan-tujuan ini, maka keberadaan Ikhwanul
Muslimin merupakan tuntutan yang harus diperjuangkan, dan inilah kunci kedua
untuk memahami Ikhwanul Muslimin.
Ikhwanul
Muslimin merupakan partai politik yang berpijak seratus persen pada ajaran
Islam dalam segala aktivitasnya. Ikhwan tetap berpandukan pada ajaran Islam,
beriltizam dengan Islam, serta lahir sebagai refleksi dari ajaran Islam itu
sendiri.
Pembaharuan
dan paham zaman menjadi kata kunci mengetahui dakwah pokok ikhwanul muslimin.
Adapun kata kuncinya sebagai berikut :
1. Rasulullah telah mewariskan Al qur’an dan as sunnah yang harus kita
pelajari, fahami, dan amalkan.
2. Proses menghidupkan islam, melalui:
a. Menghidupkan fiqih dusturi (fiqih negara) dan memformat kehidupan
islami dengannya
b. Menghidupkan fiqih anniqabah (system perserikatan dagang)
c. Menghidupkan qawanin (undang-undang)
d. Menghidupkan system rumah tanggga islam
e. Mengembalikan dinamika kehidupan umat islam: menegakkan risalah islam
3. Menghidupkan system nilai, baik global maupun sektoral. secara dasar
(ushul) maupun furu’iyahnya. Jangan sampai ada pemahaman parsial.
Sejumlah prinsip umum
dakwah ini agar dengannya kita dapat memahami kunci-kunci lain dari dakwah
ikhwan dan permasalahannya:
1.
Ikhwah adalah muslim, kepada islamlah ia
bersandar, terhadap islam ia berkomitmen, dan dari islam ia bertitik tolak.
2.
Pendapat para mujtahid, setelah menggali
kandungan Al Qur’an, Assunnah dan berdasar pada kaidah-kaidah ushuliyah yang
berlaku.
3.
Memelihara opini umum
4.
Ada dua hal yang dapat dicatat berkaitan
dengan hal-hal yang dijadikan sebagai pegangan oleh ikhwan. Pertama, ia harus
dibenarkan syariat. Kedua, harus sebanding dengan senjata musuh dan dapat
mencapai tujuan.
5.
Prinsip yang menjadi pegangan ikhwan
dalam kaitan politik luar negeri adalah prinsip maslahah dengan maslahah.
6.
Dalam perjalanannya menuju sebuah
wilayah islam bersatu, tidak terlintas dalam hati ikhwan untuk menjadikan
berbagai wilayah ini saling mendominasi sesamanya.
7.
Ikhwanul Muslimin ingin menjelaskan
kepada semua orang bahwa dalam islam, ada hukum yang dapat berubah mengikuti
perubahan masa. Akan tetapi perubahan ini terikat dengan kaidah-kaidah
perubahan dalam perspektif islam itu sendiri.
Kita hendaknya memahami permasalahan dakwah kita :
memahami dakwah, mendakwahkannya, serta mentarbiyah dan menarik perhatian orang
untuk mendukungnya. Dan yang harus disentuhkan kepada semua orang adalah
pembicaraan tentang ruh, jiwa, hati, kebutuhan hati akan dinamika, kebutuhan
jiwa akan kebersihan, dan kebutuhan ruh akan pengabdian yag ikhlas kepada
Allah. Terakhir, kita harus memahami kapasitas intelektual orang yang kita ajak
bicara. Kepada seorang sufi yang khusyuk, kepada seorang muslim yang tidak
memahami persoalan kita, harus kita pahamkan. Kepada seorang muslim yang
beriman tetapi bodoh tentang islam, kita harus mengajarinya pengetahuan tentang
islam. Kepada seorang muslim yang berpaham salafi kita jelaskan bahwa dakwah
ikhwan adalah dakwah salafiyah. Kepada putra-putra islam yang telah disesatkan
oleh musuh-musuh Allah, ia harus disadarkan kembali agar yakin kepada islam.
Ketika menghadapi golongan kafir, kita harus memfokuskan perhatian kita pada
titik awal yaitu iman kepada Allah, Rasulullah serta Al Qur’an.
BAB III
TANGGUNG JAWAB BESAR
Tanggung jawab terbesar kita adalah melakukan tajdid
(pembaruan) dan naql (alih generasi).
1.
Pertama,
ikhwan sebagai sebuah jamaah yang memusatkan perhatian pada pelayanan umum. Kedua, ikhwan sebagai sebuah gerakan
pembaruan (ikhwan memahami betul berbagai kebutuhan amal islami dewasa ini).
Islam memerlukan sebuah gerakan yang menyeluruh, yang menjadikan seorang muslim
bisa merasakan bahwa dirinya muslim, merasakan bahwa kita hidup secara
bersama-sama, juga merasakan keterikatan secara umum dengan islam dan kaum
muslimin, serta merasakan pula ikatan khusus dengannya. Pengenalan islam,
dilanjutkan dengan proses takwin kemudian berakhir dengan pelaksanaan secara
menyeluruh. Sarana-sarana umum dakwah ini tidak berubah, tidak diganti dan
tidak akan melampaui tiga hal berikut : iman yang mendalam, pembinaan yang
cermat, dan aktivitas yang tiada putus-putusnya. Dan unsur yang harus ada dalam
gerakan ini adalah manhaj yang shahih, mukmin yang aktif serta pemimpin yang
tegas serta terpercaya.
2.
Mengubah umat sebagai prolog dari proses
mengubah dunia. Orang muslim kini lemah rasa keislamannya dan lemah pula rasa
emosi penisbatan dirinya kepada islam. Karena itu, pekerjaan pertama kita
adalah membangkitkan perasaan muslim tentang eksistensi keislamannya dan
eksistensi kejamaahannya.
BAB VI
TENTANG TUJUAN
Dua tujuan asasi
Ikhwan menurut Hasan Al Banna yaitu:
- Seluruh tanah air Islam harus harus terbebas dari semua kekuasaan asing, dan ini merupakan hak asasi bagi setiap insan yang tidak dapat diingkari kecuali oleh mereka yang zalim, kejam, dan tiran.
- Di atas tanah air yang bebas dan merdeka, harus tegak sebuah Negara (daulah) Islam yang bebas dan merdeka. Daulah yang mengamalkan hukum-hukum Islam, melaksanakan sistem syari’at Islam, memproklamasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam, dan menyampaikan dakwah Islamiyah dengan bijaksana kepada seluruh umat manusia. Selama daulah ini belum tegak, seluruh ummat Islam berdosa dan bertanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala atas kealpaan dan kelalaian mereka dalam usaha dalam menegakkan daulah tersebut.
Tujuan Ikhwan
secara rinci, antara lain untuk membentuk :
- Individu Muslim yaitu individu yang memiliki akidah yang kuat, ibadah yang baik, fikiran yang berilmu pengetahuan, mampu berusaha, kuat jasmani, senantiasa menampilkan dirinya secara sungguh-sungguh, menjaga waktu, mengatur urusan, bermanfaat kepada orang lain, membimbing keluarga supaya menghormati fikrahnya, menjaga tata krama Islam dalam lahiriah keluarganya, pandai memilih isteri, dan pandai mendidik anak agar selaras dengan ajaran Islam
- Rumah Tangga Muslim yaitu rumah tangga yang beranggotakan suami isteri yang menyadari hak dan tanggung jawab masing-masing dan beriltizam dengan tanggung jawab tersebut.
- Masyarakat Muslim yaitu masyarakat yang menyerahkan dirinya kepada Allah, menjawab seruan kebaikan, memerangi kemungkaran, melaksanakan sifat-sifat kemuliaan, karakteristik Islam dan akhlak rabbani, mewarnai seluruh hidupnya dengan identitas Islam baik lahir maupun bathin, seluruh pemikiran, konsep dan sikapnya bersifat Islami.
- Pemerintahan Islam. Ikhwan menghendaki suatu pemerintahan Islam tegak di semua kawasan yang didiami oleh orang-orang Islam. Diantara sifat-sifat Pemerintahan Islam yaitu rasa tanggung jawab, belas kasihan terhadap rakyat, bersikap adil sesama manusia, menahan diri dalam menggunakan harta umum dan menghemat dalam penggunaannya.
Pemerintahan
Islam menurut pandangan Imam Hasan Al Banna:
o Pemerintahan Islam adalah pemerintahan
yang beranggotakan orang-orang yang melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah
diwajibkan oleh Islam, tidak melakukan maksiat secara terang-terangan,
melaksanakan hukum-hukum dan ajaran Islam
o Jika perlu, tidak dianggap suatu kesalahan
mengangkat pegawai-pegawai yang bukan muslim dalam jabatan yang tidak termasuk
dalam kategori wilayah umum.
o Dan tidak ditentukan bentuk dan jenis
pemerintahan yang dipilih oleh pemerintahan Islam, selama ia bertepatan dengan
kaidah-kaidah umum dalam system pemerintahan Islam
5. Daulah Islamiyah. Ikhwan menghendaki
Daulah Islamiyah sebagai suatu Negara yang dapat memimpin Negara-negara Islam,
menyatukan ummat Islam, mengembalikan keagungannya, dapat mengembalikan bumi
mereka yang telah hilang dan tanah air mereka yang telah dirampas.
Kewajiban yang
dipikul oleh Daulah Islamiyah antara lain:
o Memimpin Negara-negara Islam
o Menyatukan Ummat Islam
o Mengembalikan keagungan Ummat Islam
6. Tegaknya Daulah dan Khilafah Islamiyah
Ikhwanul
Muslimin menginginkan tegaknya sebuah Daulah Islamiyah, atau tegaknya persatuan
Negara-negara Islam yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang memiliki
pemerintah pusat yang satu.
Kewajiban Daulah
Islamiyah menurut Hasan Al Banna:
o Mengamalkan hukum-hukum Islam
o Melaksanakan sistem masyarakat Islam
dengan segala aktivitasnya
o Memproklamasikan prinsip-prinsip yang
jelas dan tahan uji sehingga dengan demikian segala prinsip yang kabur tidak
akan berpengaruh
o Menyampaikan dakwah Islamiyah dengan
bijaksana kepada seluruh ummat manusia, sehingga dengan adanya dakwah di
permukaan bumi ini, tidak ada manusia yang tidak tersentuh oleh dakwah
Islamiyah yang disertai dengan argumentasi yang jelas.
7. Dunia Seluruhnaya Hanya Tunduk Kepada Alloh SWT.
Alloh berfirman
“ perangilah mereka (orang-orang kafir itu ) agar
tidak ada fitnah dan agar agama itu semata-mata bagi Alloh ” (Al-Anfal: 39)
“ Dialah yang mengutus
Rasul_Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dia
memenangkanNya di atas segala agama-agama, meskipun orang-orang musyrik benci”
Imam Hasan Al-Banna berkata “ Kemudian Daulah
Islamiyah itu mengibarkan panji-panji jihad dan dakwah, sehingga dunia
seluruhnya akan menjadi berbahagia dengan ajaran-ajar islam”.
Dari
Ketujuh tujuan ini, tujuan pokoknya adalah menegakkan islam.
Banyak orang beranggapan bahwa dunia akan memusuhi dan memerangi kita lantaran kita membangun dengan menggunakan nama islam. Mereka beranggapan bahwa kita pasti akan menghadapi berbagai macam tekanan sebagai akibatnya. Oleh karena, kita harus membuat batasan minimal pembicaraan tentang islam.
Banyak orang beranggapan bahwa dunia akan memusuhi dan memerangi kita lantaran kita membangun dengan menggunakan nama islam. Mereka beranggapan bahwa kita pasti akan menghadapi berbagai macam tekanan sebagai akibatnya. Oleh karena, kita harus membuat batasan minimal pembicaraan tentang islam.
1.
Sistem yang kita kehendaki ialah sistem
yang dapat memberikan ketenangan kepada semua bangsa, kecuali mereka yang
dzalim. Dan harus memenuho sejumlah karakter berikut :
a.Sistem
yang dapat menjamin kedaulatan undang-undang yang adil.
b.Sistem yang di dalamnya terdapat sejumlah poin
dengan pola redaksi yang umum untu semua masyarakat (setiap warga negara measa
bahwa undang-undang ini adalah undang-undang mereka).
c. Sistem itu harus mempertemukan antara potensi
tokoh dan kelurusan manhaj; antara fleksibilitas aturan dan pelayanan yang baik
dan segera untuk semua orang.
d.Sistem yang menjadikan setiap warga negara adalah
tentara.
e. Sistem yang mewujudkan bagi setiap orang suatu
pelayanan dan kemakmuran minimal.
f. Sistem yang dapat mendidik bangsa dengan kesadaran
yang paripurna dalam berpolitik.
g.Sistem yang mendapat kepercayaan penuh dari rakyat
h.Sistem yang dapat menyatukan potensi rakyat.
i.Sistem yang dapat membendung semua aksi yang
destruktif.
j. Sistem yang tidak membelajakan sepeser pun uang
negara kecuali dengan tepat guna dan tepat sasaran.
2. Orang-orang yang beranggapan bahwa penerapan
hukum-hukum islam berarti sebuah kemunduran atau penyimpangan dari semangat
modernisasi, sesungguhnya merupakan anggapan yang salah dan tertipu.
3. Orang-orang yang beranggapan bahwa penerapan
syariat islam berarti merampas berbagai hal yang disenangi dan digemari oleh
orang adalah salah satu dari dua golongan : mungkin ia adalah orang yang salah
dalam mempersepsi hakikat kesenangan, atau orang yang tidak mengenal islam
dengan benar.
4. Orang-orang beranggapan bahwa penerapan islam
berarti perampasan kesempatan berkembang dari seseotang, maka anggapan mereka
keliru besar.
5. Orang-orang yang takut kepada islam karena
menyaksikan keputusasaan seseorang, karena kebencian yang sangat kepada suatu
persoalan yang multi interpretasi, atau karena mendengar fatwa seorang tokoh
agama yang berpandangan sempit.
6. Orang-orang yang khawatir terhadap serangan dunia
apabila kita menerapkan sistem islam, maka kami katakan bahwa dunia sebenarnya
memiliki kesiapan untuk dengan realitas bagaimanapun wujudnya.
BAB V
SARANA
1. Sarana
pada Tujuan Pertama
Membentuk individu muslim (murobbi, manhaj dan
lingkungan yang sehat). Dalam rangka kematangan individu, seorang akh harus
membiasakan diri dengan mengamalkan :
§ wirid
wirid harian
§ i’tikaf
tahunan yang di program oleh jamaah
§ berkhalwat
§ berdzikir,
qiyamullail, dan berakhlah mulia, serta
§ mengikuti
berbagai kegiatan ruhiyah dan ilmiah
2.
Sarana pada Tujuan Kedua
Rumah tangga muslim. Sarana-sarananya antara lain:
o
Setiap akh harus memberikan perhatian
yang besar terhadap persoalan rumah tangganya.
o
Jamaah harus memberikan hak sewajarnya
bagi aktivitas wanita
o
Setiap akh harus memilik istri yang
shalihah
o
Setiap akh seyogyanya diikat dengan
anak-anaknya, saudara-saudaranya, baik laki-laki maupun perempuan, juga dengan
perangkat-perangkat jamaah.
o
Jamaah seharusnya mendirikan unit-unit
tertentu guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
o
Memelihara rumah tangganya dari
penyelewengan.
o
Menyelenggarakan majelis-majelis untuk
wanita.
o
Pemimpin harus memberikan perhatian
secara khusus terhadap buku-buku tentang wanita.
o
Jamaah harus menggalakkan pernikahan di
kalangan anggotanya dan mau menikahi para janda.
o
Semua ini harus terwujud sebelum dan
sesudah kekuasaan.
3.
Saran pada Tujuan Ketiga
Pembentukan Masyarakat muslim. Dakwah yang haq
pertama kali berbicara kepada ruh, lalu membisikan hati, selanjutnya mengetuk
pintu-pintu jiwa yang terkunci. Ringkasnya ada dua kalimat : iman dan amal,
kasih sayang dan persaudaraan. Dakwah ikhwan berusaha menanamkan iman ke dalam
hati umat islam agar menjelma menjadi tingkah laku, dan agar hati berhimpun kepadanya.
Jika mereka melakukan hal itu, maka Allah akan mendukung dan memenangkannya,
serta menunjukkan selurus-lurusnya jalan kepadanya. Pada kehidupan Rasulullah
saw. Ada dua hal yang sangat urgen bagi kita : pertama, berbicara kepada umat
manusia dengan menyentuh perasaan mereka bahwa segala kebutuhan pokok dan
cita-cita besar mereka akan terwujud dengan islam. Kedua, mendidik shaf untuk
memiliki itsar dengan kadar setinggi-tingginya. Kita harus mengkaji umat ini
secara keseluruhan, mengkaji apa yang bisa kita berikan menyangkut manfaat dan
maslahat atas dasar islam, menumbuhkan kesadaran mereka atasnya, sehingga umat
merasa puas hatinya terhadap pemberian kita. Pada sisi lain, shaf harus
ditarbiyah agar memiliki niat tulus ikhlas hanya karena Allah semata dan
memiliki itsar dalam segala hal.
4.
Sasaran pada Tujuan Keempat
Menegakkan pemerintahan islam di setiap negeri.
Hasan Al Banna berkata, ”Ikhwan tidak memperjuangkan pemerintahan islam untuk
dirinya sendiri. Jika di tengah umat ada golongan yang siap memikul beban,
menunaikan amanat, dan pemerintahan ini menggunakan manhaj islami, maka mereka
siap menjadi pasukan dan pembelanya”. Kenyataan menunjukkan bahwa seseorang
secara sendirian tidak akan mampu menerapkan totalitas islam. Qs. Al Qashash
:83. Kita harus terus berjuang agar islam dapat tegak di negara kita. Tegaknya
islam di negara kita hendaknya menjadi titik tolak bagi gerakan islam yang
universal; dengan permulaan yang benar dan akhir yang selamat dengan izin
Allah. Harus ada rentang waktu di mana prinsip-prinsip ikhwan dapat berkembang
dan umat belajar bagaimana mengutamakan keperntingan umum dapripada kepentingan
dirinya sendiri. Hasan Al Banna berkata, ”Medan kata-kata bukanlah medan
khayal, medan aksi bukanlah medan kata-kata, medan jihad bukanlah medan aksi,
medan jihad yang benar bukanlah medan jihad yang salah. Banyak orang berkhayal,
tetapi tidak semua khayalan dalam benak mereka dapat diungkapkan dengan
kata-kata. Banyak orang dapat berkata, tetapi sedikit di antaranya yang tegar
ketika beramal. Dari yang sedikit ini banyak yang dapat bekerja, namun sedikit
dari mereka yang sanggup memikul tanggung jawab jihad yang berat dan kerja
keras. Sungguh, kepahlawanan hanya lahir bersama kesabaran, ketabahan,
kesungguhan dan kerja yang berkesinambungan. Ustadz Hasan Al Banna labih
mandahulukan kekuatan aqidah, iman, persatuan, dan ikatan hati sebelum kekuatan
lainnya.
a.
Kekuatan Aqidah dan Iman
Standar ideal sosok yang berkekuatan iman dan aqidah
adalah Rasulullah dan para sahabat. Kita harus berusaha mewujudkan sehat dan
kuatnya aqidah, keselamatan iman, dan kesempurnaannya secara optimal agar kita
memiliki titik tolak yang ideal, baik pada diri masing-masing kita maupun dalam
barisan kita. Jangan kita biarkan orang lain memimpin, jika tidak untuk
mencapai derajat shidiqin, syuhada dan shalihin. Bahkan kita harus melakukan
usaha peningkatan diri agar dalam barisan kita terdapat orang-orang yang
shalih, shidiq dan syahid. Di saat itulah shaf telah mencapai kekuatan aqidah
dan iman, atau minimal patut mendapatkannya.
b. Kekuatan Persatuan dan Ikatan.
Persatuan kaum muslimin sedunia merupakan salah satu
keharusan yang telah Allah swt. Amanahkan kepada mereka, khususnya persatuan di
masing-masing negara yang mereka diami. Semua ini tidak akan terjadi kecuali
dengan adanya beberapa faktor : seluruh kaum muslimin adil dan ikhlas,
merefleksikan keteladannya pada setiap diri individu dan menciptakan suasana
yang sehat dalam lingkungannya, telah terbangun kepercayaan mereka kepada
fikrah, para tokoh, institusi, serta pandangan dan sikap-sikap operasionalnya,
membentuk suatu kekuatan yang besar, terdapat derajat ideal kesatuan dan
ikatan, adanya ikatan yang solid antara kelompok kader tingkat bawah dengan
kader tingkat atas dan saling menaruh kepercayaan antar mereka.
5.
Sasaran pada Tujuan Kelima
Terwujudnya negara islam inti. ”Negara yang memimpin
negara-negara islam lainnya, yang menggabungkan semua umat islam, yang
mengembalikan keagungannya, serta mengembalikan tanah airnya yang telah hilang
dan negerinya yang telah dirampas orang”.
6.
Sasaran pada Tujuan Keenam
Menegakkan negara islam yang tunggal atau menegakkan
negara kesatuan islam yang menghimpun seluruh negara islam yang tunduk di bawah
satu pucuk pimpinan pusat dan diketuai oleh seorang imam. Itulah yang dilakukan
Rasulullah saw. Dan para khalifah dalam memimpin dan membimbing umat.
7.
Sasaran pada Tujuan Ketujuh.
Menegakkan negara islam intenasional yang berkah dan
rahmatnya menaungi semua bangsa di dunia.
BAB VI
TAHAPAN-TAHAPAN DAKAWAH
Dalam Risalah
Ta’alim, Imam Hasan Al Banna menyebutkan bahwa tahapan dakwah itu ada tiga
macam :
- Ta’rif. Yaitu menyebarkan fikrah (ide) umum kepada orang banyak.
- Takwin. Yaitu memilih calon-calon kader yang baik dan layak untuk memikul tanggung jawab jihad dan menggabungkannya.
- Tanfidz. Yaitu jihad yang tidak mengenal kompromi, bekerja dalam mencapai tujuan yang berkesinambungan dan mengarungi berbagai ujian dan cobaan yang tidak akan mampu diatasi kecuali mereka yang benar-benar ikhlas.
APAKAH TA’RIF, TAKWIN, DAN TANFIDZ
ITU?
Ta’rif terlaksana dengan menyampaikan dakwah kepada
semua orang. Tahapan seruan, pengenalan, penyebaran fikrah, dan menyampaikannya
kepada seluruh lapisan masyarakat.
Takwin itu memilih unsur-unsur yana baik untuk
mengemban beban jihad, dan memadukannya antara yang satu dengan yang lain.
Tahapan menyeleksi pendukung, mempersiapkan pasukan, dan memobilisasi shaf dari
kalangan para mad’u.
Dakwah di era tanfidz adalah jihad yang tiada ragu
dan perjuangan yang terus menerus untuk meraih cita-cita. Kesabaran dan cobaan
tidak mungkin ditanggung kecuali oleh mereka yang jujur. Tidak mungkin meraih
sukses di tahapan ini kecuali bersama totalitas ketaatan juga. Tahapan aksi dan
produksi. Tandzim yaumi (pelaksanaan harian) dan tanfidz syamil (pelaksanaan
total) berkaitan dengan realisasi tujuan-tujuan besar jama’ah.
BAB VII
RISALAH TA’ALIM DAN
SENDI-SENDI PEMBENTUKAN PRIBADI ISLAMI
1.
Al-Fahm
Adalah engkau yakin bahwa
fikrah kita adalah ‘fikrah islaniyah yang bersih’. Hendaknya engkau memahami
islam sebagaimana kami memahaminya dalam batas-batas ushulul ‘isyrin :
a. Islam adalah sistem menyeluruh yang menyentuh seluruh
segi kehidupan
b. Al Qur’an yang
mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk
memahami hukum-hukum islam
c. Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah
(kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan
Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki.
d. Jimat, mantera, guna-guna, ramalan, perdukunan,
penyingkapan perkara ghaib, dan semisalnya merupakan sebuah kemungkaran yang
harus diperangi, kecuali mantera dari ayat Al Qur’an atau ada riwayatnya dari
Rasulullah saw.
e. Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak
ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan
tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak
bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat.
f. Setiap orang
boleh diambil atau ditolak kata-katanya, kecuali al ma’shum (Rasulullah saw).
g. Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan menelaah
terhadap dalil-dalil hukum furu’, hendaklah mengikuti pemimpin agama.
h. Khilaf dalam masalah fiqih furu’ hendaknya tidak
menjadikan faktor pemecah belah agama, tidak menyebabkan permusuhan, dan tidak
menyebabkan kebencian.
i. Setiap masalah yang amal tidak dibangun di atasnya,
sehingga menimbulkan perbincangan yang tidak perlu, adalah kegiatan yang
dilarang secara syar’i.
j. Ma’rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan
penyucian (Dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam
k. Setiap bid’ah dalam agama Allah yang tidak ada
pijakannya tetapi dianggap baik oleh hawa nafsu manusia, baik berupa penambahan
maupun pengurangan, adalah kesesatan yang wajib diperangi dan dihancurkan
dengan menggunakan sarana yang sebaik-baiknya, yang tidak justru menimbulkan
bid’ah lainnya yang lebih parah.
l. Perbedaan pendapat dalam masalah bid’ah idhafiyah,
bid’ah tarkiyah dan iltizam terhadap ibadah mutlaqah adalah perbedaan dalam
masalah fiqih.
m. Cinta kepada orang-orang shalih, memberikan
penghormatan kepadanya, dan memuji karena perilaku baiknya adalah bagian dari
taqarub kepada Allah.
n. Ziarah kubur, kubur siapapun, adalah sunnah yang
disyariatkan dengan cara-cara yang diajarkan Rasulullah.
o. Doa apabila diiringi dengan tawasul kepada Allah
dengan salah satu makhluk-Nya adalah perselisihan furu’ menyangkut tata cara
berdoa, bukan termasuk masalah aqidah.
p. Istilah keliru yang sudah mentradisi tidak akan
mengubah hakekat hukum syar’inya
q. Aqidah adalah pondasi segala aktivitas.
r. Islam itu membebaskan akal pikiran, menghimbaunya
untuk melakukan telaah terhadap alam, mengangkat derajat ilmu dan ulamanya
sekaligus, serta menyambut hadirnya segala sesuatu yang melahirkan maslahat dan
manfaat.
s. Pandangan syr’i dan pandangan logika memiliki wilayah
masing-masing yang tidak dapat saling memasuki secara sempurna
t. Kita tidak mengkafirkan seorang muslim yang telah
mengikrarkan dua kalimat syahadat, mengamalkan kandungannya, dan menunaikan
kewajiban-kewajibannya.
2. Ikhlas
Hasan Al Banna berkata,
“Yang kami kehendaki dengan sikap ikhlas adalah bahwa akhul muslim dalam setiap
kata, aktivitas, dan jihadnya harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha
Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan,
pangkat, gelar, kamajuan atau keterbelakangan. Dengan itulah ia menjadi tentara
fikrah dan aqidah, bukan tentara kepentingan dan ambisi pribadi. Qs. 6 :
162-163
3. Amal
Hasan Al Banna berkata,”Yang
saya maksud dengan amal(aktivitas) adalah buah dari ilmu dan keikhlasan”. Qs. 9
: 105
Adapun tingkatan amal yang
dituntut dari seorang akh yang tulus adalah :
a. Perbaikan diri sendiri (terciptanya syaksiyah muslim)
b. Pembentukan
keluarga muslim
c. Pembimbingan
masyarakat
d. Pembebasan tanah air dari setiap penguasa asing
e. Memperbaiki
keadaan pemerintah sehingga menjadi pemerintahan islam yang baik
f. Usaha mempersiapkan seluruh aset negeri di dunia ini
untuk kemaslahatan islam
g. Penegakkan
kepemimpinan dunia dengan penyebaran dakwah islam di seluruh negeri
4. Jihad
Hasan Al Banna berkata, “Yang
saya maksud dengan jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga
hari kiamat.” Qs. Al Hajj : 78
Peringkat pertama jihad
adalah pengingkaran dengan hati dan peringkat terakhirnya adalah berperang di
jalan Allah.
5.
Pengorbanan
Hasan Al Banna berkata, “Yang saya maksud dengan tadhiyah
(pengorbanan) adalah jiwa, harta, waktu, kehidupan, dan segala sesuatu yang
dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan.” Qs. 9 : 111 & 24
6.
Taat
Hasan Al Banna berkata,
“Yang saya maksud dengan taat adalah menunaikan perintah dengan serta merta,
baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas.” Hal
demikian karena tahapan dakwah ini ada tiga, yakni ta’rif, takwin dan tanfidz.
7.
Tsabat (Teguh Pendirian)
Hasan Al Banna berkata,
“Yang saya maksud dengan tsabat adalah bahwa seorang akh hendaknya senantiasa
bekerja sebagai mujahid di jalan yang mengantarkan pada tujuan, betapapun jauh
jangkauannya dan lama masanya hingga bertemu dengan Allah dalam keadaan yang
tetap demikian.
8.
Tajarrud ( Totalitas)
Adalah bahwa engkau harus
membersihkan pola pikir dari prinsip nilai dan pengaruh individu yang lain,
karena ia adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengap fikrah. Qs. 2 : 138, Qs.
Al Mumtahanan : 4
9.
Ukhuwah (persaudaraan)
Adalah terkaitnya hati dan
ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekokoh dan semulia-mulianya ikatan.
Ukhuwah adalah saudaranya keimanan sedangkan perpecahana adalah saudaranya
kekufuran. Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan. Tidak ada persatuan
tanpa cinta kasih. Standar minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan
standar maksimalnya adalah itsar Qs. Al Hasyr : 9, Qs. 9 : 71
10. Tsiqah
(percaya)
Adalah rasa puasnya seorang
tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya maupun
keikhlasannya, dengan kepuasan mendalam yang menghasilkan perasaan cinta,
penghargaan, penghormatan dan ketaatan. Qs. 4 : 65, Al Anfal : 63
Kewajiban-kewajiban Seorang
Mujahid :
Hasan Al Banna berkata,
“Imanmu kepada bai’at ini mengharuskanmu menunaikan kewajiban-kewajiban
berikut, sehingga engkau menjadi ‘batu bata’ yang kuat bagi bangunan.”
1.
Memiliki wirid
harian dari kitabullah tidak kurang dari satu juz. Usahakan untuk mengkhatamkan
Al Qur’an dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan tidak kurang dari satu hari.
2.
Membaca Al
Qur’an dengan baik, memperhatikannya dengan seksama, dan merenungkan artinya.
3.
Mengkaji sirah
Nabi dan sejarah para generasi salaf sesuai dengan waktu yang tersedia.
Hendaklah engkau juga banyak membaca hadits Rasulullah saw minimal hafal 40
hadits; ditekankan untuk menghafal Al Arba’in An Nawawiyah. Hendaklah engkau
juga mengkaji risalah pokok aqidah dan cabang-cabang fiqih.
4.
Bersegera melakukan
general check up secara berkala atau berobat, begitu penyakit terasa
mengenaimu. Di samping itu perhatikanlah faktor-faktor penyebab kekuatan dan
perlindungan tubuh, serta hindarilah faktor-faktor penyebab lemahnya kesehatan
5.
Menjauhi sikap
berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi teh, kopi, dan minuman perangsang
semisalnya. Janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan darurat dan
hendaklah engkau menghindarkan diri sama sekali dari rokok.
6.
Memperhatikan
urusan kebersihan dalam segala hal menyangkut tempat tinggal, pakaian, makanan,
badan dan tempat kerja, karena agama ini dibangun atas dasar kebersihan
7.
Hendaklah engkau
jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta.
8.
Menepati janji;
janganlah mengingkarinya, bagaimanapun kondisi yang engkau hadapi.
9.
Menjadi seorang
yang pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah terus terang
dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui
kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan dapat menguasainya dalam keadaan
marah sekalipun
10.
Senantiasa
bersikap tenang dan terkesan serius. Namun jangan keseriusan itu menghalangimu
dari canda yang benar, senyum dan tawa.
11. Memiliki rasa
malu yang kuat, berperasaan yang sensitif, dan peka oleh kebaikan dan
keburukan, yakni muncul rasa bahagia untuk yang pertama dan rasa tersiksa untuk
yang kedua. Hendaklah engkau juga bersikap rendah hati dengan tanpa menghinakan
diri, tidak bersikap taklid, dan tidak terlalu berlunak hati. Hendaklah engkau
juga menuntut dari orang lain yang lebih rendah dari martabatmu untuk
mendapatkan martabatmu yang sesungguhnya.
12. Bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara
pada setiap situasi. Janganlah kemarahan melalaikanmu dari dari berbuat
kebaikan, janganlah mata keridhaan engkau pejamkan dari perilaku yang buruk,
janganlah permusuhan membuatmu lupa dari pengakuan jasa baik, dan hendaklah
engkau berkata benar meskipun itu merugikanmu atau merugikan orang yang paling
dekat denganmu.
13. Menjadi pekerja keras dan terlatih dalam aktivitas
sosial
14. Berhati kasih, dermawan, toleran, pemaaf, lemah lembut
kepada manusia maupun binatang, berperilaku baik dalam berhubungan dengan semua
orang, menjaga etika-etika sosial islam, menyayangi yang kecil dan menghormati
yang besar,dsb.
15. Pandai membaca
dan menulis, memperbanyak muthala’ah terhadap risalah ikhwan, koran, majalah
dan tulisan lainnya. Membangun perpustakaan, konsentrasilah terhadap
spesifikasi keilmuan dan keahlianmua jika engkau seorang spesialis dan
kuasailah persoalan islam secara umum.
16. Memiliki proyek usaha ekonomi
17. Janganlah engkau terlalu berharap untuk menjadi
pegawai negeri dan jadikanlah ia sebagai sesempit-sempit pintu rezeki, namun
jangan pula engkau tolak jika diberi peluang untuk itu. Janganlah engkau
melepaskannya kecuali jika ia benar-benar bertentangan dengan tugas-tugas
dakwahmu.
18. Memperhatikan penunaian tugas-tugasmu (bagaimana
kecermatan dan kualitasnya), jangan menipu dan tepatilah kesepakatan.
19. Memenuhi hakmu dengan baik, penuhi hak-hak orang lain
dengan sempurna tanpa dikurangi dan dilebihkan dan janganlah menunda-nunda
pekerjaan.
20. Menjauhkan diri dari judi dan segala macamnya dan
menjauhi mata pencaharian yang haram.
21. Menjauhkan diri dari riba dalam setiap aktivitasmu dan
sucikanlah ia sama sekali dari riba.
22. Memelihara kekayaan umat islam secara umum dengan
mendorong berkembangnya pabrik-pabrik dan proyek-proyek ekonomi islam.
23. Memiliki kontribusi finansial dalam dakwah
24. Menyimpan sebagian dari penghasilanmu untuk persediaan
masa-masa sulit.
25. Bekerja semampu yang engkau lakukan untuk menghidupkan
tradisi islam dan mematikan tradisi asing dalam setiap aspek kehidupanmu.
26. Memboikot peradilan setempat atau seluruh peradilan
yang tidak islami, demikian juga gelanggang-gelanggang, penerbit-penerbit,
organisasi-organisasi, sekolah-sekolah dan segenap institusi yang tidak
mendukung fikrahmu secara total.
27. Senantiasa merasa diawasi oleh Allah, mengingat
akhirat.
28. Bersuci dengan baik dan usahakan agar senantiasa dalam
keadaan berwudhu (suci) di sebagian besar waktumu.
29. Melakukan shalat dengan baik dan senantiasa tepat
waktu dalam menunaikannya. Usahakan untuk senantiasa berjamaah di masjid jika
itu mungkin dilakukan.
30. Berpuasa ramadhan dan berhaji dengan baik.
31. Menyertai dirimu dengan niat jihad dan cinta mati
syahid.
32. Memperbarui taubat dan istigfarmu
33. Meningkatkan kemampuanmu dengan sungguh-sungguh agar
engkau dapat menerima tongkat kepemimpinan.
34. Menjauhi khamer dan seluruh makanan atau minuman yang
memabukkan sejauh-jauhnya.
35. Menjauh dari pergaulan dengan orang jahat dan
persahabatan dengan orang yang rusak, serta jauhilah tempat-tempat maksiat.
36. Memerangi tempat-tempai iseng, jangan sekali-kali
mendekatinya, serta jauhilah gaya hidup mewah dan bersantai-santai.
37. Mengetahui anggota katibahmu satu persatu dengan
pengetahuan yang lengkap dan kenalkanlah dirimu kepada mereka dengan
selengkap-lengkapnya. Tunaikanlah hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya.
38. Menghindari hubungan dengan organisasi atau jamaah
apapun, jika tidak membawa maslahat pada fikrahmu.
39. Menyebarkan dakwahmu di manapun dan memberi informasi
kepada pemimpin tentang segala kondisi yang melingkupimu.
40. Menjalin hubungan, baik secara ruhani maupun ’amali,
dengan jamaah dan menempatkan dirimu sebagai tentara yang berada di tangsi
tengah menanti instruksi komandan
Allahu Ghayatuna, Ar Rasul Qudwatuna, Al Qur’an
Syir’atuna, Al Jihad Sabiluna, Asy Syahadah Umniyyatuna. Qs. 61 : 10-14.
BAB VIII
URAIAN
PELENGKAP
1. Beberapa Kaidah yang
Sesuai dengan Tabiat Dakwah Kita dalam Manhaj Tsaqafah, Ta’lim dan Tarbiyah :
a.
Harus selaras
dengan dakwah dan harakah kita.
b.
Harus memberikan
kepada setiap muslim ketahanan moral agar terhindar dari kesesatan dan
ketergelinciran, di samping terhindar pula dari penyelewengan pemikiran islam
atau pemikiran jamaah.
c. Harus meletakkan di tangan setiap muslim sebuah
barometer yang dapat mengukur segala sesuatu yang melingkupinya dengan standar
islam.
d. Persepsi umum tentang ilmu pengetahuan dan perspektif
islam.
e. Peringkat
keanggotaan bagi kita adalah : musa’id, muntasib, ’amil, mujahid, naqib, naib.
f. Pemahaman yang menyeluruh terhadap islam, lapang dada
menerimanya dan secara argumentatif meyakini bahwa dialah kebenaran.
g. Memahami islam secara global dan rinci.
h. Manhaj hendaknya selalu dijaga agar tidak membiarkan
terjadinya cacat, baik dalam tsaqofah, ruhiyah maupun tarbiyah pada diri
seorang muslim.
i.
Komitmen kepada
islam pada gilirannya dapat mewujudkan berbagai nilai yang dibutuhkan oleh
setiap diri muslim dan jamaah islam.
j.
Pada diri jamaah
ikhwanul muslimin terdapat berbagai slogan, selain pembahasan tentang akhlak
dan etika dalam kehidupan.
k. Dalam manhaj baik secara ilmiah, tarbawiyah dan
aplikasinya harus diperhatikan hal-hal yang dapat merealisasikan semua ini.
l.
Jamaah islam
harus mempunyai sistem
m. Di tubuh umat ini ada pejuang kebenaran yang tidak
pernah terputus geraknya walau sejenak pun.
n. Kita adalah gerakan tajdidi (pembaru).
o. Totalitas islam selalu bersifat positif tanpa ada yang
bersifat negatif
2. Peringkat Keanggotaan dan Hal-hal Prinsip di
Dalamnya
Hasan Al-Banna menyebutkan peringkat-peringkat
keanggotaan yaitu musa’id, muntasib, ‘amil, mujahid,
naqib, dan naib.
3.Beberapa Standar,
Penjelasan dan Metodologi.
Standar keberhasilan pada
peringkat pertama dalam manhaj kita dan diawal perjalanan keanggotaannya adalah
pelaksanaan yang sempurna akan tuntutan iman, shalat, infaq, dan loyalitas
secara penuh kepada jamaah. Qs 5 : 55-56.
Beberapa Penjelasan :
sesungguhnya dakwah di peringkat takwiniyah bersifat sufi dan militer murni.
Qs. 9 : 111-112.
Metodologi : Daurah
(Training). Di peringkat ta’rif dapat dilaksanakan dalm waktu 30-40 hari
berdasarkan Qs. 7 :142. Di peringkat takwin ada daurah ruhiyah, daurah fikriyah
tentang fiqih dakwah, daurah amniyah, daurah pelatihan.
BAB IX
PENUTUP
Pembinaan yang sempurna agar
timbul kepercayaan. Bahwa ada kaitan antara islam dan politik. Kita adalah
jamaah yang bercita-cita agar islam memegang kendali dunia. Sehingga diperlukan
perjuangan dengan penuh kesadaran. Dengan titik tolak yang dilandasi atas
landasan taqwa, Qs. 9 : 109. Dengan totalitas dakwah, pembelajar tentag dakwah
yang baik, sistem yang jelas dan keikhlasan pada-Nya. Kepada Allah-lah kita
menggantungkan harapan dan meminta pertolongan, dan hanya kepada-Nya kita
berserah diri.
Referensi :
Sa’id Hawwa “Membina Angkatan Mujahid” penerbit PT
Era Adicitra Intermedia
Resume Buku Angkatan Mujahid by Sa’id Hawwa _
Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman.htm.
be a precious girl
Resume buku Membina Angkatan Mujahid.htm
para pecinta Allah
Membina Angkatan Mujahid.htm
izin copy paste...jazakallah khoir
BalasHapusIzin Copas 🙏🏼
BalasHapus